Koneksi Antar Materi : Coaching untuk supervisi Akademik



Setelah mempelajari Materi Coaching untuk supervisi Akademik, saya memahami bahwa Sebagai guru penggerak haruslah mampu menjalankan peran guru penggerak yaitu menjadi coach bagi guru yang lain, agar mampu menuntun guru yang lain untuk menemukan sendiri solusi atas masalah yang dihadapinya melalui kegiatan supervisi akademik menggunakan konsep coaching.

Coaching dapat kita artikan sebagai proses menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif seorang coachee untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimiliki. Coaching lebih membantu seseorang untuk belajar (menuntun) daripada mengajarinya.

Agar menjadi coach yang baik, saya harus memiliki paradigma berpikir coaching yakni :
1. Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan
2. Bersikap terbuka dan ingin tahu
3. Memiliki kesadaran diri yang kuat
4. Mampu melihat peluang baru dan masa depan
Sedangkan prinsip coaching yang harus dimiliki
1. Kemitraan
2. Proses kreatif
3. Memaksimalkan potensi
dengan kompetensi inti dari coaching:
1. Kehadiran Penuh/Presence
2. Mendengarkan aktif
3. Mengajukan pertanyaan berbobot
Agar proses coaching berjalan dengan baik, saya harus menerapkan mendengarkan dengan RASA


dan merapkan Alur percakapan TIRTA


Setelah mempelajari materi ini, Saya merasa Termotivasi untuk menerapkan prinsip coaching dalam membantu rekan sejawat untuk menemukan solusi atas masalah yang dihadapi. Dalam menerapkan paradigma cara berfikir coaching dan prinsip-prinsip coaching dalam menyelesaikan masalah, rekan sejawat akan lebih terbuka dan tidak merasa malu ketika mengungkapkan masalah kepada kita. Saya lebih percaya diri untuk menerapkan paradigma dan prinsip coaching setelah mendapatkan kesempatan beberapa kali dalam
ruang kolaborasi untuk praktek coaching.

Yang sudah baik dalam diri saya terkait Materi Coaching untuk supervisi Akademik Peningkatan dan perkembangan kearah yang lebih baik serta lebih memahami apa itu Coaching dan penerapannya dalam dunia pendidikan. Melalui kegiatan praktek coaching yang saya lakukan, saya mampu menggunakan alur Tirta sebagai dasar saya dalam melakukan coaching. Saya juga mampu menerapkan paradigma berfikir dan prinsip coaching dengan baik dan menguasai kompetensi inti coaching

Kompetensi yang akan saya tingkatkan kedepan adalah 1. Lebih focus pada coachee saat melakukan coaching; 2. Mengarahkan coachee dalam menemukan solusi/masalahnya; 3. Menggali lebih banyak lagi potensi diri coachee tanpa adanya asumsi - asumsi pribadi dari saya

Bagaimana penerapan coaching untuk supervisi Akademik?
Supervisi akademik adalah upaya membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pengajaran. Kegiatan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah yang ditujukan kepada guru dengan tujuan memberikan bantuan profesional, selain itu supervisi akademik juga bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional maupun kompetensi pedagogik yang akan berdampak pada peningkatan kinerja guru–guru di sekolah Tanggung jawab pelaksanaan supervisi di sekolah adalah kepala sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah harus memiliki kompetensi supervisi. Inti dari kegiatan supervisi adalah membantu guru dan berbeda dengan penilaian kinerja guru, meskipun di dalam supervisi akademik ada penilaian.
Di dalam supervisi akademik menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa
dihindarkan prosesnya.

Apakah tantangan implementasi coaching di sekolah?
Berdasarkan fakta di lapangan, kegiatan supervisi akademik diasumsikan sebagai suatu kegiatan observasi atau penilaian terhadap kinerja guru. Sehingga kegiatan supervisi hanya menjadi kegiatan untuk mencari kekurangan guru dan banyak guru terbebani karena di supervisi

Bagaimana alternatif pemecahan masalah yang ada?
1. Melakukan sosialisasi tentang apa yang dimaksud Supervisi akademik dengan menggunakan konsep coaching beserta contoh penerapan secara nyata
2. Membangun komunikasi dan koordinasi yang baik dengan rekan sejawat, sehingga ketika memiliki permasalahan tidak segan untuk berbagi dan minta untuk disupervisi

KETERKAITAN MODUL COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK DENGAN MODUL-MODUL YANG DIPELAJARI SEBELUMNYA

Bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi?

Modul ini berkaitan erat dengan materi-materi pada modul sebelumnya, yaitu:
Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid (Tomlinson 2000).
Sebelum merancang pembelajaran berdiferensiasi, terlebih dahulu kita dapat memetakan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek, yaitu aspek kesiapan, minat dan profil murid. Ketiga aspek tersebut dapat ditelusuri dari murid salah satunya melalui proses coaching. Pembelajaran berdiferensiasi bertujuan untuk mengoptimalkan pembelajaran dan tentunya hasil dari pembelajaran murid diperlukan pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal karena Pembelajaran berdiferensiasi berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan guru merespon kebutuhan belajar murid tersebut.

Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan untuk:
  1. Memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi
  2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain
  3. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif serta
  4. Membuat keputusan yang bertanggung jawab

Dalam membimbing murid untuk membuat keputusan yang bertanggung jawab salah satunya dapat dilakukan dengan proses coaching.
Pembelajaran Sosial-Emosional berbasis kesadaran penuh untuk mewujudkan kesejahteraan (well-being). Kompetensi Sosial Emosional tersebut yaitu kesadaran diri (pengenalan emosi), pengelolaan diri (pengenalan emosi dan fokus), kesadaran diri (empati), keterampilan
sosial (resiliensi) dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.

Keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran?
Keterampilan coaching perlu dimiliki para pemimpin pembelajaran untuk menuntun segala kekuatan sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid. Coaching, memiliki peran yang sangat penting bagi pemimpin pembelajaran karena dapat digunakan untuk menggali potensi diri sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepakati bersama. Proses coaching yang berhasil akan menghasilkan kekuatan bagi coach dan coachee untuk mengembangkan diri secara berkesinambungan. Pengembangan kekuatan dan potensi diri inilah yang menjadi tugas seorang coach (pemimpin pembelajaran).
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url